Pura Pura Cinta

Senin, 20 Juni 2011

The Power Of Friendship (Part.3)

MiNia Story

 
Bag.3 
--De’PoFz--
‘Kuukuruyukkkk.......’
Begitu kira-kira bunyi ayam tetangga yang berkokok nyaring pertanda pagi telah datang. Acha masih terlelap didalam selimutnya, biasa. Kalo Acha mah jangan ditanya, sampai kucing berkokok pun dia ngga akan bisa bangun pagi. Paling pagi dia bangun jam 06:00, selebihnya? Bayangin aja sendiri. Biasanya sih Acha dibangunin sama Mamanya, tapi berhubung Mama lagi ada dinas keluar kota, oleh sebab itu Acha nggak ada yang bangunin deh. setelah merasa puas dengan tidurnya, Acha pun terbangun sendiri. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, kemudian bangun dan menggeliat..
“Hhoeeaaammmm....”
“Hhh, hebat banget sih gue! Hari ini bangun tanpa bantuan alarm dan Nyokap. Ckckck emang dah Acha pinter.”ucap Acha tersenyum tanpa beranjak dari kasur. Dia menatap heran ke jendela yang berkilauan akibat terkena pantulan sinar matahari dengan mata menyipit. “Heh jam berapa sih? Masih pagi juga. Tuh matahari sok rajin banget deh!” ucapnya seraya mengambil jam wekernya yang terletak disamping lampu tidur. Diliriknya jam weker tersebut,
“Hah! Appahhh?!”
Acha terlonjak kaget ketika melirik jam wekernya. Disana terlihat jarum pendek diangka 7 dan jarum panjang diangka 5. Itu artinya pukul 07:05 ! Dengan cepat dia pun beranjak dari kasur dan berlari kekamar mandi. Setelah merasa badannya sudah terkena air semua, Acha pun keluar dan dengan cepat memakai seragam sekolahnya. Ia menyisir rambut sekenanya dan membiarkannya tergerai indah, lalu ia meraih beberapa aksesoris yang berwarna kuning. Setelah memakai sepatu dan menyelempangkan tasnya, dia pun langsung keluar kamar dan menuruni tangga dengan setengah berlari.
“Bibik....!!” teriak Acha.
“Iyah Non...!” jawab Bibik nya menghampiri Acha dengan langkah yang tergopoh-gopoh.
“Bibik kok nggak bangunin Acha sih? Acha yang cantik ini kan jadinya telat” protes Acha sambil menyelipkan sedikit kenarsisannya.
“Bibik sudah bangunin non berkali-kali, sampai pukul-pukul panci tapi Enon nya aja yang kebal banget”
“Ah udahlah, Pak Maman mana?” tanya Acha
“Non Acha lupa yah? Pak Maman kan nganter Ibu dinas keluar kota”, Acha pun menepuk jidatnya dan berlari mengelilingi ruang tamu.
“Huwwwaaaaa... Gimana dong Bik? Kasian banget sih! Acha ngga bisa nyetir lagi” gerutu Acha, Bibik hanya terbengong-bengong melihat Nona mudanya itu.
“Aaahhh nasib nasib. Alamat bunuh diri nih!” ucap Acha yang akhirnya terduduk disofa ruang tamu,
“Ck, Acha gausah sekolah aja kali yah bik?” tanya Acha pada Bibiknya.
“Eh jangan Non. Ngga baik! Lagian entar pasti Nyonya ama Tuan marah kalau mereka tau enon bolos sekolah” tegur bibiknya.
“Alah... Mereka nggak ada ini, yah pasti mereka ngga bakal tau lah Bik” seru Acha.
“Loh tapi kan masih ada bibik? Bibik orangnya suka bocor loh non” kata bibiknya menakuti-nakuti Acha. Mendengar ancaman Bibik membuat Acha langsung bangkit dari sofa. "Yah emang Bibik ember, lebih tepatnya ember bocor! Nggak bisa diajak kompromi"
“Kan demi kebaikan Enon” sangkal Bibiknya.
“Tapi Acha naik apa Bik?”
“Taksi?”
“Yah mana ada taksi yang lewat depan komplek jam segini”
“Yaudah naik angkot atau engga bus” kata Bibik dengan entengnya.
“Ieeyuuuhhh, males gilaa Acha naik angkot ataupun bus! Acha kan wangi Bik, masa nyampur ama penumpang yang kebanyakan bau pasar ikan itu sih?” ucap Acha dengan tampang jijik.
“Yah terserah Non aja deh. Yang jelas Bibik akan laporin ke Tuan dan Nyonya kalau Non Acha sampai bolos” ancam bibiknya tersenyum setan.
“Hhh, oke oke! Fine, Bibik ku yang manis. Acha pergi” kata Acha yang akhirnya mengalah. Bibiknya pun ketawa cekikikan melihat tingkah Acha.
Acha berjalan kaki menuju halte bus. Gerah , itu yang dirasakan Acha. Pagi ini panasnya menyengat banget, matahari sepertinya lagi mengeluarkan energi sebanyak-banyaknya. Parahnya ini kota Jakarta, panas dicampur asap kendaraan yang bejubel-nya naudzubillah di jalan raya, dapat mengakibatkan polusi plus-plus. Hhhh, bener-bener menyebalkan!
“Matahari lo kurang asin banget sih?! Energi nya dikurangin dikit bisa kali! Mubazir woyy mubazir!” rutuk Acha sambil sesekali melap keringat di wajahnya dengan selembar tisue. “Bikin kulit gue yang putih mulus ini item aja deh” lanjutnya.
Sekarang Acha sudah berada di halte. Dia duduk sembari menunggu bus atau angkot yang berbaik hati yang mau menyetopkan kendaraannya.
“Mudahan aja ada angkot ato bus ato apalah yang mau nganter cewek secantik gue” gumam Acha. Hmmm, Acha mah mau keadaannya kayak gimanapun juga tetap aja narsis. Tiba-tiba sebuah mobil honda jazz warna silver stop dipinggir jalan didekat acha berdiri menunggu bus, dengan cepat Acha pun membuka pintu jok tengah mobil itu yang kebetulan tidak terkunci.
“Hhh, sukur deh. Emang yah Tuhan tuh baik banget ama cewek seimut gue! Ahhhahaa... Eh Mas tolong anterin saya ke sekolah yah mas.. 10 menit lagi saya masukan nih!” kata Acha pada orang yang duduk dikursi Pak sopir. Cowok itu pun menoleh dan tersenyum lebar, sementara Acha sontak berteriak histeris ..
“Kyyyyaaaaaaaaa....!!!”
“Acha. Gue bukan hantu Cha, gue Ozy. O Zet Ye.. Cowok paling manis paling cakep paling imut di SMA LenMu!” ucap Ozy mengguncang-guncang bahu Acha.
“Acha mau dianter ke sekolah? Ayo bareng Ozy, dengan senang hati akang Ozy yang ganteng ini akan mengantar Acha.” kata Ozy memberikan senyuman termanisnya, Acha bergidik ngeri. Yah Ozy itu adalah salah satu siswa di SMA Lentera Ilmu, dia sekelas dengan Rio yaitu kelas X/c dan se-gank juga. Ozy itu cinta mati banget sama Acha, dia udah suka sama Acha dari kelas 1 SMP. Tapi Acha tidak pernah menggubris dan malah terkesan menjauhi Ozy.
“Ih males gila gue dianter ama lo! Mending gue jalan kaki dah” kata Acha seraya keluar dari mobil Ozy, Ozy pun ikut keluar dari mobilnya.
“Cha, serius lo mau jalan kaki? 10 menit lagi bel bunyi” ucap Ozy dengan tampang cemas, Acha berpikir sejenak sambil menimbang-nimbang. Hampir saja Acha mengucapkan ‘iya’, kalau seandainya Alvin dengan motor ninja-nya belum berhenti disamping Acha. Alvin membuka helm full face nya dan melemparkan senyum yang terkesan cool.
“Ah enggak deh enggak. Gue ikut Alvin aja. Bye!” kata Acha yang langsung duduk di jok motor Alvin. Alvin pun langsung melaju dengan motornya, sementara Ozy? Dia merengut dan kecewa.
“Ah Acha, sampai kapan sih lo mau buka hati lo buat gue?” gumam Ozy lirih.
Acha dan Alvin sampai disekolah tepat ketika bel tanda masuk dibunyikan.
“Thanks yah Vin buat tumpangannya?” kata Acha tersenyum manis, tapi Alvin hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
“Emm... Yaudah gue masuk kelas dulu yah Vin?” ucap Acha lagi, berharap Alvin akan mengucapkan sepatah dua patah kata padanya, tapi Alvin tetap membalas dengan anggukan kepala saja. Acha pun manyun dan melangkah menuju kelasnya, yaitu kelas X/a.
Sesampainya ia didepan kelas X/a, ternyata gurunya belum masuk, dia pun mengelus dada, lega.
“Hhh, sukur deh!” kata Acha yang tetap manyun.
“Kenapa tuh congor? Manyun aja?” tanya Agni.
“Biarin. Walopun gue manyun gue tetep cantik kok!” jawab Acha.
Ngoooook ,,,, setiap lo ngomong perasaan nggak pernah ketinggalan kata-kata cantik yah? Kalau nggak cantik, manis lah, imut lah, wangi lah. Hoeeekkk...” kata Agni pura-pura muntah, Acha semakin memajukan bibirnya. Rahmi dan Nova yang melihat itu hanya tertawa kecil.
“Menurut buku eyang kakung aku, sikap manyun Acha itu menandakan kalo dia lagi bad mood atau lagi ada masalah. Ya kan Cha?” ucap Oliv memberikan asumsi, Acha hanya manggut-manggut.
“Masalah apa Cha?” tanya Ify yang ikutan nimbrung.
“Entar deh gue ceritain pas jam istirahat aja” jawab Acha.
Jam istirahat pun tiba, De'PoFz berjalan menyusuri koridor kelas menuju kantin. Disaat mereka melintas didepan kelas X/c, terlihat Rio and the gank yang nongkrong didepan kelas. Ozy menatap Acha seraya bernyanyi dengan gitar yang dipetik oleh Rio.
----------
Kau gadis ku yang cantik..
Coba lihat aku disini..
Disini ada aku yang cinta padamu..
Kau gadis ku yang manis..
Coba lihat aku disini..
Disini ada aku yang sayang padamu..
(Sing = Puspa by ST12)
----------
Acha menyetopkan langkahnya, dan tersenyum sinis alias nggak suka kearah Ozy. Sementara itu disamping kelas X/c yaitu kelas X/b terlihat Alvin yang berjalan keluar dari kelas, Acha pun langsung melemparkan senyuman termanisnya tetapi alvin hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
“Ya ampun Ozy so sweet banget sih? Pasti dia nyanyiin tuh lagu buat gue. Tapi sayangnya gue ngga tertarik tuh ama lagu yang dia nyanyiin!” kata Acha ke-PeDe-an.
Nova melengos, “Trus ngapain lo berdecak kagum gitu? Itu artinya lo tertarik odong! Iya kan? iya dong-“
“Iya aja deh biar cepet” potong Acha.
“Tapi walau bagaimanapun juga dimata gue tetap aja Alvin yang paling cool!” sambung Acha yang masih saja memuji-muji Alvin, padahal mereka sudah sampai dimeja kantin.
“Emm, tapi Ozy juga keren kok!” sahut Via sembari mengaduk-ngaduk jus alpukatnya. Acha yang tengah asyik berkutat dengan semangkuk bakso pun langsung menatap Via curiga. “Kenapa lo? Suka?”
“Engga kok, Via mah belum mau pacaran dulu.” jawab via dengan polosnya.
“Iyah lagipula kasian entar cowok loe ngadepin loe yang o'on nya ngga ketolongan!” celetuk Agni.
“Ih Agni ga boleh gitu ah,,” tegur Rahmi
“Iyah bu ustadzah maaf. Maaf yah Via?” ucap Agni, Via tersenyum. Sedangkan Rahmi hanya geleng-geleng kepala.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Acha... Hari ini kita pake aksesoris warna merah lo kok pake warna kuning sih?” tanya Nova heboh ketika mengetahui Acha yang memakai aksesoris berwarna kuning.
“Aaaaaaah.... Iya nih, Acha ngga kompak!” sahut Ify, Acha memandangi dirinya dari atas sampai bawah kemudian nyengir tanpa dosa. “Heheeee... Sorry yah? Gue lupa, tadi pagi gue bangun telat”
“Lo tau kan konsekuensinya apa?” tanya Ify tersenyum setan.
“Yaaaaa .. Jangan ntraktir dong? Bonyok gue lagi dinas keluar kota” kata Acha dengan tampang melas to the max.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Acha, itu tuh udah perjanjian tauk! Siapa yang lupa dia harus traktir kita” ucap Nova.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Nova, gue tuh lagi bokek”
“Eits, jangan copas kata-kata gue! Mau loe kere kek? Engga kek? Siapa sih yang peduli ama lo?” sengit Nova, yang lain hanya tersenyum mendengarkan. Dalam hati Acha berkata “Emang nih si Nova sahabat apaan? Temen lagi bokek masih aja dipalakin, nggak peduli ama keadaan uang saku gue lagi”
“Ckckck. Untung gue ngga ikut-ikutan perjanjian konyol kalian itu” ucap Agni yang diamini oleh Rahmi dan Olivia. Karena cuma mereka bertiga yang nggak mau kompakan memakai aksesoris yang sama,
“Yah untung, tapi sayangnya lo bertiga ngga ikut ditraktir!” sahut Ify, yang sukses membuat Agni, Rahmi, dan Olivia manyun berjamaah.
“Iya deh. Gue traktir kalian semua, terpaksa nih bongkar celengan” kata Acha yang mampu membuat semuanya bersorak gembira.
Disaat semuanya udah selesai bersorak dan kembali sibuk memakan pesanannya, tiba-tiba Via pun bertepuk tangan heboh.
“Yeeeeeeeey... Asik ditraktir ama Acha ! Achantik emang baik banget deh” kata Via heboh, yang lain menatap Via dengan tatapan aneh.
“Wooooo.... Telat mulu lo!” seru Agni menoyor pelan kepala Via dan Via hanya tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
Setelah selesai memanjakan perut, De'PoFz berjalan meninggalkan kantin menuju kelas. Seperti biasa, mereka pun melewati kelas X/c yang didepannya ada lapangan basket yang bersebelahan dengan lapangan bola. Dan seperti biasa pula didepan kelas X/c terlihat Ozy yang bersiap dengan gitar ditangan kanan. Tepat disaat De'PoFz lewat, Ozy pun memainkan gitarnya.
----------
Dapatkah aku memeluknya menjadikan bintang di surga..
Memberikan warna yang bisa menjadikan indah..
Aku tak mampu tuk mengatakan..
Aku tak mampu tuk mengungkapkan..
Hingga saat ini perasaan tlah tertinggal..
(Sing = Rasa Yang Tertinggal By ST12)
----------
Tetapi kali ini Acha tidak menggubris, dia malah terpana melihat Alvin yang dengan gaya cool-nya menendang bola hingga masuk kedalam gawang.
“Ih gila. Keren banget! Btw-btw lo tau ngga sih tadi pagi gue dianter ama siapa?” seru Acha dengan mata berbinar-binar. Semuanya menggeleng serempak.
“Sama siapa?” tanya Rahmi.
“Alvin! Gue yang cantik ini tadi pagi kesekolah bareng Alvin yang keren abis!” jawab Acha heboh.
“Hhh, biasa aja tuh! Masih kerenan juga Rio kemana-mana! Lo nggak tau sih tadi pagi gue tuh ketemu ama Rio didepan gerbang! Ih gila, dia nunduk malu-malu gitu ngeliat gue” sahut Ify yang nggak kalah heboh dari Acha dengan mata menatap kagum kearah Rio yang nge-shoot bola basket kedalam ring.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Ify, lo jangan GR dulu deh! Bisa aja kan Rio nunduk tuh gara-gara nyari uangnya yang jatuh ato apa gitu. Yah ga mungkin lah dia senyum ama lo, secara dia aja ngga kenal ama lo!” kata Nova mengeluarkan pendapatnya yang sukses membuat Ify sewot luar biasa. “Yeeeeee.. Lo kenapa sih ngga ngedukung gue banget kayaknya”
“Menurut buku eyang kakung aku, pendapat Nova ini menandakan kalau dia cemburu ngeliat kamu yang jatuh cinta sama Rio” sahut Oliv menggoda Nova.
“Enak aja ! Ngapain gue cemburu? Gue ngga suka ini ama Rio” sangkal Nova “Lagian yah Fy, gue cuma ngga mau aja kali ngeliat lo yang terlalu ngarep ama si Rio Rio itu. Iyah kalo dia juga suka ama lo? Kalo engga? Entar jatuhnya sakit loh Fy” lanjutnya menepuk-nepuk bahu Ify.
“Nova bukannya ngasih support kok malah ngejatuhin gitu sih?” tegur Rahmi.
“Loh? Bukannya gitu Mi, tapi kan apa yang gue bilang itu ada benernya. Ya kan? Ya dong? Iya aja deh biar cepet”
“Emm... Iya aja deh, biar lo seneng, gue seneng, semua seneng!” sahut Via.
“Ah terserah deh kalian mau ngomong apa? Yang jelas sampai kapan pun gue akan tetep suka ama Rio! Rio yang keren, manis, cakep, pokoknya yang segala-galanya deh” ucap Ify. Yah begitulah sepanjang perjalanan yang mereka lakukan hanyalah mengobrol ria.
“Yeee.. Masih cakepan juga Alvin!” seru Acha
“Rio!” kata Ify ngotot.
“Alvin!” kata Acha yang nggak kalah ngotot.
“Rio!”
“Alvin!”
“Rio!”
“Alvin!”
“Alvin!” kata Ify tiba-tiba
“Rio!” kata Acha.
“Loh kok kebalik sih?” celetuk Via.
“Eh iya salah. Rio punya gue dan dia yang paling keren!” kata Ify yang kembali ngotot
“jelas-jelas Alvin yang paling keren!”
“Rio!”
“Alvin!”
“Setopppp..!! Berhenti ngomongin cowok! Yang bener Rio sama Alvin itu sama jeleknya!” kata Agni menghentikan aksi ngototnya Acha dan juga Ify. Acha dan Ify pun saling menatap, kemudian...
“Enak aja! Cakep tauk!” jawab mereka bersamaan.
“Rio itu kan-“ tiba-tiba omongan Ify terhenti disaat melihat Rio yang melambaikan tangan kearahnya disertai senyumannya yang manis gila. Ify pun ikut melambaikan tangan, tapi kemudian ia merasa aneh dengan rio yang memandang heran kearahnya “Rio senyum ama gue kan? Tapi kok?” batin Ify, karena merasa ada yang aneh Ify pun menoleh kebelakang, dan ternyata dibelakangnya ada Shilla yang juga melambaikan tangan dan tersenyum kearah Rio.
“Ja-ja-jadi?” ucap Ify terbata-bata. Agni, Nova, Oliv, Rahmi, Via, dan Acha pun tersenyum geli mendengarnya. Belum sempat Ify melotot kearah temen-temennya, tiba-tiba bola yang Alvin tendang meluncur tepat dibelakang kepala Ify, Ify pun hilang keseimbangan dan ‘toeeennnggg’. Ia terjatuh, beruntung langsung ditahan sama temen-temennya.
“Ify..!!” seru temen-temennya menahan tubuh Ify, sang pelaku alias Alvin hanya cuek bebek dan mengambil bolanya dengan tampang tidak berdosa.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Fy, lo gapapa kan?” tanya Nova heboh ketika mereka sampai didalam kelas.
“Enggak, gue gapapa” jawab Ify lirih. Memegangi kepalanya yang sempat berdenyut akibat tendangan bola dari Alvin.
“Emang tuh sialan si Alvin! Udah nendeng bola seenaknya ngga minta maap lagi! Pengen banget dah gue tinju tuh muka yang sok putih.” kata Agni dengan nada yang emosi.
“Emm,,, emang dia putih kali Ag!” sahut Via
“Eh apa lo bilang tadi? Elo mau nonjok mukanya Alvin? Gue nggak terima! Tuh muka satu-satunya yang dijual dipasaran. Kalo misalkan bonyok nggak ada gantinya tuh!” sambar Acha.
“Bodo!” jawab Agni.
“Udah-udah. Maafin aja lah, jangan main kekerasan Ag, engga baik” lerai Rahmi, Agni hanya mendengus kesal. Dia memang paling nggak bisa ngeliat temennya di-dzalimi (lebay!)
“Emang yah lo Mi , dewasa banget deh” puji Acha.
“Menurut buku eyang kakung aku, sikap Agni yang nggak suka ama perbuatannya Alvin ini menunjukkan kalau dia adalah sahabat yang care buat Ify” ucap Oliv membela Rahmi, Agni langsung menarik tangan Oliv untuk mengajaknya ber-tosh ria.
“Wuuiihhh tumben buku eyang kakung lo isinya bener? Biasanya juga suka ngaco” kata Agni yang langsung dapet toyoran double dari Oliv.
“Ck, udah deh gausah ngomongin insiden tadi! Malu-maluin aja deh” celetuk Ify, memasang tampang manyun.
“Hahahaaahaaa... Ngambek, ngambek,” goda Nova menjawil dagu Ify.
“Emmm.. Gue bego banget yah? Suka ama orang yang jelas-jelas suka ama orang lain”
“Iyah sangking bego-nya lo udah 4 tahun suka ama tuh cowok!” tambah Agni, yang lain pun langsung melotot kearah Agni. Orang lagi sedih ditambah-tambahin sedih, Agni pun langsung nyengir dan meminta maap kepada Ify.
“Heheee, engga Fy. Maksut gue, lo hebat banget deh! Bertahan satu cinta ama Rio, padahal Rio nggak tau kalo elo suka ama dia. Hhh, kalau gue jadi lo mah gue ngga bakal tahan” ralat Agni, Ify pun hanya tersenyum tipis,
“Gapapa kok Ag, emang gue nya aja yang bego-nya nggak ketolongan”
“Loh, tapi kan Rio tuh belum tentu Fy suka ama Shilla” ucap Rahmi mengelus pundak Ify.
“Emm... Iyah Fy, mungkin aja Shilla sama Rio tuh cuma sahabatan” tambah Via.
“Emang sih Shilla cantik, tapi masih cantikan gue deh perasaan” sambung Acha yang bener-bener nggak connect.
“Lo ga nyambung banget sih! Nggak ada hubungannya ama cantik Acha!” seru Agni gemess ngedenger Acha yang ngomong cantik-cantik mulu.
“Eh btw-btw. Elo udah dapet belum nomernya Rio?” tanya Oliv pada Ify.
Ify menggeleng lemah, “Belum”
“Udah 10 nomer yang gue dapet, tapi semuanya nggak ada yang aktif” lanjut Ify dengan nada miris.
“Ya ampun ya emak ya Tuhan! Wuiiihh parah. Emangnya Rio artis apa? Nyari nomernya aja susahnya naudzubillah” seru Nova.
“Iyah artis dihatinya Ify, yang selalu di puja-puji setiap detik. Padahal kalo dimata gue, masih mendingin Alvin kemana-mana deh!” celetuk Acha.
“Yeeee... Itu mah karna elo naksir ama Alvin!” sewot Agni.
“Katanya si Rahmi mau bantu noh..” ucap Oliv.
“Ya iya sih. Tapi, yah gitu deh. Nggak ada yang punya nomernya Rio ..” jawab Rahmi dengan muka menyesal.
“Emmm... Ahha!” Via yang sedari tadi hanya diam pun tiba-tiba menjentikkan jarinya dengan ekspresi wajah berbinar-binar.
“Kenapa kenapa? Lo punya ide?!” tanya Ify heboh.
“Tanya ama Ozy aja! Ozy kan se-gank ama Rio, pasti dia punya dong nomernya Rio. Nah, entar suruh Acha yang minta pasti deh dikasih” jawab Via tersenyum manis.
“Wwwaaahh hebat juga ide lo! Tumben banget sih lo nggak o'on” kata Ify takjub
Via pun sok keren, “Hehee.. Via!”
Acha yang sadar ditatap sama Ify dengan muka penuh harap itu pun terpaksa menganggukkan kepalanya.
“Iya deh iyah. Entar gue mintain nomernya Rio ama Ozy. Baik kan gue? Woyyyaaaemang! Udah gitu cantik lagi” ucap Acha yang lagi-lagi langsung mendapatkan ‘penyiksaan’ kecil dari Agni.