Pura Pura Cinta

Jumat, 10 Mei 2013

19? Huh!



Well, apa yang ada dipikiranku tentang ulang tahunku yang 19? Mmmmm...., mungkin agak sedih karena ini adalah angka 1 terakhir yang bisa aku rasain. Kepala 1 terakhir yang harus kujalanin, karena tahun depan aku udah kepala 2. Ya, aku pikir sesimple itu makna 19 buat aku. Tapi, ternyata......., LEBIH dari itu. You know what I mean? Ini adalah ulang tahun TERBURUK yang pernah aku rasain. TER-BURUK!

Pertama, aku melewatkan jam 12 malam-ku begitu aja. Aku nggak bisa ngucapin “happy birthday” buat diri aku sendiri tepat jam 12 malam seperti yang sebelum-sebelumnya aku lakuin. Kenapa deh? Aku ketiduran! Bukan kelupaan, tapi KE-TI-DU-RAN! Gila ya-___- aku kebangun jam 3 pagi dan buru-buru update PM yang mungkin udah basi karena seharusnya aku update PM itu jam 12 malam. Ow my Gad! Sayang sekali, aku harus melewati pagi-ku dengan hal yang buruk.

Kedua, nggak pagi, nggak malam, adaaaa aja hal yang bikin aku bete mampus! Ini betenya DEMI TUHAAAAAAN! Errrrrrr.......
Pagi-pagi banget, pas di konter, aku dibikin bete sama orang yang sok kenal! Iya, orang SOK KENAL yang ngucapin “selamat ulang tahun” depan-muka-aku. Hih! Dia pikir dia siapa? Dia lupa apa, ya,  kalau aku nggak suka bangetbangetan sama dia? Dia lupa kalau dia janji nggak bakal ngusik-ngusik aku lagi? Oh Gad! Kenapa, sih, ada orang yang nggak tau diri kek dia?! Elah-___-

Dan malamnya, aku habiskan dengan ngambek. Semaleman aku ngambek karena nggak dibolehin Abah untuk tiup lilin! Iya, tiup lilin. Padahal kan itu yang ku tunggu-tunggu setiap ulang tahun. Aku pengen tiup lilin. Aku nggak butuh kehadiran temen-temen di saat aku tiup lilin, kok. Tiup lilin sendirian pun aku nggak pa-pa. Beneran! Demi Tuhan! Yang penting aku tiup lilin. Kalian tau, kan?  Jauh-jauh hari aku nungguin 10 mei cuma biar bisa tiup lilin doang :") aku pengen kek temen-temen aku yang ngerayain ulang tahunnya dengan tiup lilin. Apa itu salah? Apa permintaan aku terlalu berlebihan? Kue tart cantik dengan angka 19 itu nggak ada artinya buat aku kalau nggak dibolehin tiup lilin. Dan, sekalinya aku ngambek, nangis-nangis sampe mata bengkak, sama Abah BARU DIBOLEHIN tiup lilin! Great nggak, sih?! Aku nggak mungkin di foto dalam keadaan hidung merah dan mata bengkak, kan?! Oke, FIX aku nggak jadi tiup lilin. Hhhh!

2 jam setelah acara doa bersama, potong kue, dan makan-makan bareng keluarga aku mencoba untuk tenang. Mejamin mata dan narik napas dalam-dalam. Oh ayolah, aku udah 19 tahun, kan?! Kenapa, sih, yang kek gini aja dibikin ngambek? Coba, deh, inget-inget lagi. Apa, iya, seharian ini nggak ada yang bikin aku bahagia? Hal sekecil apa, kek, gitu.

Pagi misalnya?
Siang?
Atau sore mungkin?

Hoh! Bahkan ucapan “happy birthday” dari mantan dan someone di masa lalu pun nggak bisa bikin aku tersenyum hari ini.

Nggak tersenyum bukan berarti nggak bersyukur, kan?
Fine, terlepas dari buruknya hari ulang tahunku, sudah semestinya aku bersyukur.
 Alhamdulillah atas kado dari orang-orang terkasih. Alhamdulillah atas bertambahnya satu tahun usiaku. Alhamdulillah atas nikmatnya bernapas yang masih Allah berikan sampai detik ini. Yeap, alhamdulillah for everything.

Di usia yang ke-18 kemarin aku mengalami berbagai suka-dukanya kehidupan. Hal itu, suka-duka itu, pasti terulang lagi di usiaku yang ke-19 ini. Yaaaa...., karena kupikir semakin bertambahnya umur, semakin banyak ujian. Nah, semakin banyak ujian maka semakin banyak pula yang bisa dijadikan pelajaran. Aku sih berharap di kepala 1 yang terakhir ini bisa lebih bijak lagi dalam menghadapi suka dan duka itu. Terutama duka, deh, ya.-. Wkwkwkkkk

Aku pengen belajar menjalani hidupku dengan sebaik-baiknya, tanpa harus bertanya “kenapa” atau mengeluhkan ini dan itu lagi. Semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, kok. Allah sudah menuliskan skenario hidupku dengan apa-apa yang menurutnya baik dan pantas untukku. Jadi, apa lagi yang mesti aku khawatirkan?
Aku tinggal ikhtiar, berdoa, dan bersabar tentunya

How?
What my thoughts are like 19-year-old girl, hmh? :p


Regards,

A birthday girl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar